Membangun Budaya Cinta Membaca
Budaya membaca harus ditumbuhkan sejak dini mulai dari lingkungan keluarga, kemudian lebih intensif lagi sejak anak mulai memasuki dunia pendidikan. Di sekolah, Guru sebagai pendidik dan pengajar berperan strategis dalam memotivasi siswa untuk selalu membaca. Banyak cara yang dapat dilakukan agar minat baca siswa menjadi sebuah budaya yang baik di sekolah. Guru seyogyanya memberikan peluang dan waktu agar siswa mau membaca buku sumber belajar. Misalnya sebelum belajar dimulai, guru menyiapkan waktu sekitar 5 atau 10 agar siswa membaca buku pelajaran yang akan diajarkan pada jam tersebut. Atau boleh juga dilakukan pada saat jam pembelajaran sedang berlangsung. Guru harus lebih berperan dalam hal ini. Apa pun kegiatan siswa perlu dievaluasi secara verbal maupun non verbal. Guru juga boleh menugaskan siswa untuk merangkum buku pelajaran di rumah untuk memaksa siswa belajar dengan cara membaca lalu menulis. Tugas merangkum lebih baik lagi karena siswa tidak hanya membaca dan menulis, tapi mencoba siswa untuk melatih diri menganalisis mata pelajarannya.
Belajar bagi siswa tidak hanya terbatas di ruang kelas. Dalam rangka mensukseskan program "Reading Hour" di SMAN 2 Tangsel, guru-guru mata pelajaran tertentu biasa melaksanakan pelajaran di luar kelas, misalnya di perpustakaan atau di taman sekolah. Kami bisanya menyebutnya di DPR alis dibawah pohon rindang. Sebetulnya kalau di perpustakaan akan memberi peluang kepada siswa untuk mencari dan membaca buku berkaitan dengan mata pelajaran yang sedang dipelajari. Terlebih lagi, di ruang perpustakaan juga tersedia beberapa unit komputer yang terkoneksi dengan internet. Wifi-pun tersedia, sehingga siswa dapat browsing langsung melalui laptop atau smartphone mereka.